July 2018 ~ Sarwandi Eka Sarbini -Mr.Magicvator-

Belajar dari Sang Pemenang

Ippho Santosa (Pakar Otak Kanan, Penulis), Sarwandi Eka Sarbini (Magicvator, Penulis), Felix Siauw (Penulis Buku Beyond The Inspiration)

The Miracle of You

Ciptakan Keajaiban dalam Diri Anda

Training Otak Kanan

Training Seharian bersama Mr. Magicvator

Karya Mr. Magicvator, Anda sudah baca?

Kunjungi Gramedia Terdekat atau Pesan lewat Management Magicvator SMS/WA: 089648969622 (Dapat TTD Penulis)

Training Smart Brain - Teknik Menghafal Cepat dan Melejitkan Daya Ingat!

Cek dan klik -> facebook.com/SarwandiEkaSarbini

Monday, July 23, 2018

Menikah Muda, Musibah atau Berkah?


Sebelum saya jawab pertanyaan di atas, izinkan saya bercerita.

Saya ingin cerita tentang jodoh saya, boleh? Hehehe. Sepertinya Anda akan kepo kalau saya menulis tentang sosok jodoh. Haha. Baiklah, mari kita coba simak tulisan ini sama-sama. Sip?

Cara saya menemukan jodoh saya betul-betul di luar dugaan saya. Berawal dari percakapan ringan dengan sahabat saya, Mr. Naim. Dia ini kan Hafizh Quran yang bergabung jadi tim saya di Rewana. Lalu saya minta rekomendasi, ada nggak calon jodoh buat saya?


Dengan fast respon, langsung ditawarkan dua pilihan. Asyik.. Hahaha. Kencang nih Mr. Naim. Dari dua pilihan yang ditawarin nih, saya memilih yang diceritakan sosok yang pintar bikin Nasi Goreng (wah favorit nih) dan seorang Hafizhah (30 Juz). Maa sya Allah.

Proses ta'aruf pun berlangsung, alhamdulillah ibu saya sangat setuju. Hanya ayah saya belum ada hari itu, karena lagi di IPB (India Pakistan Bangladesh), yang teman-teman di JT pasti tahu 3 negara ini jika disebut IPB (secara singkat). Selang 4 Bulan menunggu kepulangannya yang cukup lama, yang sempat membuat hampir batal ta'aruf part 2, karena belum ada kabar dari kami. Akhirnya di bulan keenam, ayah saya pun mantap dan luluh hatinya mau bertemu dengan keluarga Gadis Hafizhah ini.

Maa sya Allah, ayah saya langsung dengan cepat mengatakan, "Baik Nak, kalau ini pilihanmu saya restui."

Akhirnya pernikahan syar'i pun terlaksana di keluarga istri saya. Hijab dibuat antara lelaki dan perempuan. Sehingga tak sembarang yang mau jabat tangan dengan istri saya. hehehe. Termasuk saya, yang jabat tangan dengan saya hanyalah laki-laki. Karena ada jalur tersendiri kalau mau ngucapin doa dan jabat tangan.

Alhamdulillah, saya belum pernah mendengar suara istri saya sebelumnya, bahkan selama proses ta'aruf, hanya dipersilakan melihat wajah manisnya yang bikin teduh hati. Duh, pantas saya luluh mau memilihnya. Karena tiap memandangnya kok jadi teduh hati ini ya. hehehe.

Sosok istri yang hanya menjaga dirinya buat suaminya. Dan belum pernah pacaran. Ya, usianya saat itu masih 18 Tahun dan saya meminangnya.

Betul-betul penyelamatan kepada generasi para akhwat adalah menikahinya segera. Semakin ditunda sangat tidak baik buat reproduksinya yang tiap bulan pasti sakit perut (karena datang bulan, hehehe). Toh, gadis sudah haid itu tanda sudah siap sel telurnya untuk dibuahi. Kalau nggak dibuahi bertahun-tahun, mereka akan kesakitan terus. Hehehe. Betul ladies?

Selain itu tidak baik jika membuatnya hanya terus berharap tanpa kepastian tanggal, bulan dan tahun. Lelaki sejati itu hanya akan mengucapkan I Love You saat sudah akad. Bukan I Love You yang nekad. Belum halal tapi sudah berani berucap itu. Naudzubillah. Pantas banyak zina terjadi di negeri ini.

Ingat, wanita itu lemah di pendengaran. Pria lemah di syahwat. Mau jadi pahala yang cukup dalam akad. Mau dosa, mereka akan bertindak nekad. Astaghfirullah.


Jadi, mulai sekarang, Menikah Dini bukanlah hal yang tabu, melainkan hal yang indah. Bisa pacaran dengan istri yang masih muda. lalu kalau punya anak lalu anaknya sudah besar, seolah-olah kita berjalan seperti adik kakak. Kan nggak enak kalau anak dianggap cucu saat kita sudah tua. Hehehe.

Ya, mungkin itu dulu cerita saya hari ini.

Menikah Muda, Musibah atau Berkah?

Menurutku, Berkah bertubi-tubi! Alhamdulillah, tiap hari ada yang ditemanin curhat, memasak, ngurus anak, dan bisa jalan-jalan bareng tanpa merasa khawatir dosa. Toh, udah halal. hehehe.


Kata terakhir dari saya, I Love Ummu Hulwah (My Wife till Jannah. Aamin)

Sekian dari saya, Sarwandi Eka Sarbini

Silakan share tulisan ini kalau memang bermanfaat, kecuali tidak, ya diabaikan aja.

Thursday, July 19, 2018

Petuah Inspiratif dari Umar Bin Khattab, Sahabat Nabi Muhammad

Ini Petuah Inspiratif dari Umar Bin Khattab, Sahabat Nabi Muhammad


"Sekotor-kotornya seseorang di masa lalu, masa depannya masih suci!" - Sarwandi Eka Sarbini

Anda tahu bagaimana dulunya sosok #OmarBinKhattab


Kelaaam...

Dan ketika air mata taubat keimanan dan keislamannya menghujam di jiwanya, menjadikan dia salah satu penghuni surga yang telah dijamin pasti akan memasukinya!

Dan bagaimana fakta-fakta briliannya kepemimpinan Umar bin Khattab sebagai seorang Khalifah, betul-betul mengubah dunia dan peradaban Islam. Salah satu yang paling akan dikenang oleh kita sebagai Muslim adalah Mushaf Al-Qur'an yang selalu kita baca. Ya, ide dan kebijaksanaan Umar bin Khattab yang membuat isi Al-Qur'an tidak terpisah-pisah lagi. Karena dulu Al-Qur'an lebih fokus dihafal oleh Para Hafizh dibanding dituliskan dalam bentuk tulisan.


Karena kejadian perang yang membuat banyak Hafizh syahid, maka Umar bin Khattab risau dan mengambil keputusan penting ini. Akhirnya pahala buat beliau sepanjang masa atas kebijakannya yang membuat kita membaca Al-Qur-an dalam satu Mushaf yang sudah rampung sempurna! Maa sya Allah.

Semoga kita semua bisa masuk ke dalam surga. Kita nanti jumpa di sana aja kalau nggak sempat jumpa di dunia ya? Aamiin...

Mind-Set Bermasalah, Begini Solusinya!



Masih ada teman saya bertanya tentang apa itu mind-set? Sepertinya belum pernah baca Buku#TheMiracleofYou nih. Hehehe.

Well, sebagian besar dari Anda pasti sudah tahu maknanya, walau tidak bisa saya pungkiri ada juga yang belum paham. Izinkan saya menjelaskannya, boleh?

Sip. Jadi mind-set itu istilah sebuah pola pikir. Cara berpikir yang mengakar yang diyakini benar. Tumpukan pengalaman, trauma, sampai ilmu yang dipelajari lewat buku, mentor dan lainnya. Itulah yang membentuk pola pikir seseorang.

Penelitian menunjukkan: nasib ditentukan oleh kebiasaan hidup.

Sebuah kebiasaan hidup (kebiasaan baik/buruk) ditentukan oleh tindakan kecil yang rutin dilakukan setiap waktu.

Dan tindakan ditentukan oleh pikiran Anda. Karena keputusan Anda bertindak merupakan hasil berpikir Anda.

Jadi, ketika Anda mengubah pikiran Anda, Anda berarti akan mengubah nasib Anda jauuuh berbeda dari sebelumnya.

Untuk itu, dalam agama kita, Islam. Nabi berpesan dalam Hadits Qudsi, bahwa Allah berfirman: Inni inda dzonni abdi bii.

Yang artinya: Aku sesuai dengan prasangka hambaku kepadaku.

Bahasa kerennya: Allah itu Maha Membenarkan.

Maksudnya? Gini, kalau Anda mau melakukan sesuatu, contoh menjalankan proyek bisnis, lalu pikiran Anda mengatakan: sepertinya bakal gagal nih. Maka, di saat yang sama Allah menjawab: Benar! Maka gagallah Anda.

Tapi, kalau Anda berprasangka baik: sepertinya bakal sukses nih. Maka Allah pun membenarkan: Benar! Maka sukseslah kita.

So, berhati-hatilah dengan pikiran Anda.

Pesan untuk Anda agar selalu berprasangka baik: Banyak-banyak bersyukur atas apa yang sudah dimiliki, dan bersabar atas apa yang belum dimiliki.

Lalu, banyak-lah membaca buku pengembangan diri, ilmu agama, buku motivasi, dan buku positif lainnya. Dan novel inspiratif kalau Anda senang membaca novel. Bukan novel galau yaa? Dijamin itu juga membentuk jiwa Anda begitu dramatis. Hahaha.

Dan yang terpenting, berkumpullah dengan orang-orang positif. Masuklah ke komunitas yang sevisi dan sevibrasi dengan pikiran Anda. Agar pikiran Anda menjadi doa berjamaah dengan mereka. See? Alhamdulillah...

Mungkin itu dulu yaa. Kapan-kapan kita kupas tuntas lagi.

Salam, *Sarwandi Eka Sarbini.