April 2014 ~ Sarwandi Eka Sarbini -Mr.Magicvator-

Belajar dari Sang Pemenang

Ippho Santosa (Pakar Otak Kanan, Penulis), Sarwandi Eka Sarbini (Magicvator, Penulis), Felix Siauw (Penulis Buku Beyond The Inspiration)

The Miracle of You

Ciptakan Keajaiban dalam Diri Anda

Training Otak Kanan

Training Seharian bersama Mr. Magicvator

Karya Mr. Magicvator, Anda sudah baca?

Kunjungi Gramedia Terdekat atau Pesan lewat Management Magicvator SMS/WA: 089648969622 (Dapat TTD Penulis)

Training Smart Brain - Teknik Menghafal Cepat dan Melejitkan Daya Ingat!

Cek dan klik -> facebook.com/SarwandiEkaSarbini

Saturday, April 26, 2014

Ketika dalam Seminggu, Tiga Kali Tanggal Merah :D

Friday? Artinya, Hari Jumat. Dan ternyata bisa jadi Fri-day = Free Day. Yup, maknanya hari libur. Kenapa mesti diliburkan di Hari Jumat? Mari kita kaji bersama. Kebiasaan warga Indonesia meniru jadwal hari di negara lain, di Benua Amerika & Eropa, mereka menjadikan Hari Ahad (Minggu) adalah hari libur, untuk apa? Agar lebih fokus beribadah bukan?

Nah, pertanyaannya adalah, bukankah yang Muslim juga punya perintah meninggalkan jual beli di Hari Jumat untuk lebih fokus berdzikir kepada Allah. Karena Allah menjamin itu lebih baik jika kita mengetahui. Dan ternyata di berbagai negara di Timur Tengah, Hari Jumat adalah hari libur mereka (baca: tanggal merah). Ini berarti sebaiknya di Hari Jumat-lah kita mesti berlibur. Setuju?

Well, tenang dulu. Karena di negara kita menjunjung toleransi dalam beragama. Maka alangkah bagus tanggal merah bukan hanya di Hari Minggu, tapi juga di Hari Jumat. Yuhuuu, libur dua hari dong? Yup. Itu lebih bagus. Kalau ingin lebih bagus, Hari Sabtu juga sekalian diliburkan, 'kan dalam kitab suci sebagian agama lain mengagungkan Hari Sabat (Sabtu). Bukan begitu?



Nah, apakah sistem kerja di Indonesia cukup 4 hari dalam sepekan? Saya rasa itu cukup. Kenapa? Agar waktu kita bersama keluarga juga lebih banyak sehingga bukan hanya sibuk di kantor, dan kasih sayang kepada anak-anak di rumah terabaikan. Mungkin para pengusaha nggak masalah, karena tiap hari adalah tanggal merah. Mereka dengan bebas berlibur kapan aja. Tapi bagi karyawan, pegawai dan para profesional lainnya. Mereka hendaknya merasakan nikmatnya waktu bersama tuhan mereka, dan juga bisa meluangkan pendidikan terbaik kepada anak mereka, yakni pendidikan dari orang tua secara langsung.


Kalau sistem ini diterapkan, maka tidak sedikit ada yang pro dan kontra. Saya sih pro. Hehehe.
Bagaimana dengan Anda?

Friday, April 4, 2014

Bukan Hanya Kupu-Kupu yang Bermetamorfosis!

Artikel ini akan membahas tentang mind-set atau paradigma.

Membangun mental kaya itu sangat penting. Dan hal ini membutuhkan proses. Sukses dan kaya itu efek samping saat kita membangun mental terlebih dahulu. Untuk itu, mari simak sebuah cerita hikmah dari seekor kupu-kupu yang telah melewati proses metamorfosis sejak menjadi seekor ulat. Begini kisahnya.
Seorang anak melihat sebuah kepompong yang sedang bersiap-siap berubah menjadi kupu-kupu. Saat calon kupu-kupu di dalam kepompong itu berusaha keluar, tampak ia sangat kesulitan. Anak ini tidak sabar ingin melihat kupu-kupu itu keluar dari kepompong. Karena ketidaksabarannya, dia pun masuk ke dalam rumah mengambil sebuah gunting. Apa yang dilakukannya? Dia berusaha memotong jalur proses metamorfosis kupu-kupu tersebut agar segera keluar dari kepompongnya. Niatnya memang ingin membantu. Tapi apa yang terjadi? Seharian anak tersebut merasa senang melihat kupu-kupu tersebut bisa terbang. Sayangnya, keesokan harinya dia mendapati kupu-kupu tersebut telah mati.

Apa hikmah dari kejadian di atas? Banyak di antara kita berusaha mengambil jalan pintas untuk sukses. Karena segala sesuatu itu ada prosesnya, nggak ada yang instan. Sekalipun itu mie instan, tetap saja masih butuh proses. Dari kisah anak tadi, dapat kita ambil pelajaran. Bahwa pada saat proses kupu-kupu itu berusaha keluar dari kepompongnya, dia sedang melatih otot-ototnya agar kuat dan siap untuk terbang dan hidup lebih lama. Istilahnya, kupu-kupu itu lagi fitness. He he he. Tapi karena belum waktunya dia sudah keluar, akhirnya tubuhnya tidak siap dengan lingkungan di luar kepompongnya.

Begitu pula dengan manusia, kalau mentalnya belum siap untuk sukses, ibarat membangun gedung 20 lantai. Dia langsung berada di lantai 20 tanpa melalui proses lantai pertama, kedua dan seterusnya. Maka tunggulah bangunan itu akan segera ambruk dan terjatuh. Kebanyakan dari orang saat terjatuh, malah stres sampai ada yang bunuh diri, menjadi tidak waras alias sakit jiwa. Kenapa? Karena mungkin pada saat dia mencapai kesuksesannya, hartanya, tahtanya tidak sesuai prosedur yang ada. Jalan pintas adalah jalan yang dilaluinya.

Sungguh berbeda dengan orang yang menghargai proses dan melatih mentalnya. Dia menikmati prosesnya. Jatuh bangun dalam bisnis. Tapi dia malah belajar dan lebih siap untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Istilahnya, bola yang dilempar jatuh ke tanah pasti akan melenting jauh lebih tinggi. Saat terjatuh maka Anda siap menjadi lebih baik. Asal belajar mengambil hikmah di balik setiap peristiwa, tidak cepat mengambil kesimpulan, tetapi mengevaluasi diri lagi.

Mental itu ibarat sebuah tanaman yang kita tanam di sebuah pot. Saat tanamannya masih kecil mungkin kita masih menaruhnya di pot yang kecil. Jika tanaman itu semakin tumbuh besar, dia tidak mungkin terus berada pada pot yang kecil itu. Terus apa yang harus Anda lakukan? Tentu saja Anda harus mencabut tanaman itu dan dipindahkan ke pot yang lebih besar, betul? Perlu Anda ketahui, proses memindahkan tanaman yang akarnya udah menyatu dengan tanah pada pot kecil itu penuh beban. Saat memindahkannya itu terasa tidak nyaman. Karena akarnya (mental) sudah lama tertanam pada lingkungan yang kecil.

Begitulah yang terjadi pada saat melatih mental kita menjadi lebih baik. Tidak mungkin kita tetap bertahan pada pot yang kecil, pasti hasilnya pun tetap kecil. Jika ingin hasil yang lebih besar, maka Anda harus siap dicabut akarnya (baca: mental) dan dipindahkan ke wadah yang lebih besar. Siaaaaap?
Semoga bermanfaat.

Salam Sukses Berkah


oleh  

Ingin berkomunikasi dengan saya, silakan follow Twitter: @Wanditata


_______________________
Jika artikel ini bermanfaat, klik menu "SHARE" di bagian bawah ya. Semoga bermanfaat juga bagi teman-teman Anda ^_^